031-5963367

Sikap Menerima Koreksi / Teguran – Ps. Oliver J Setiawan 

11 Dec 2023KHOTBAH DOA FAJAR

Ibrani 12:11
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
 
Koreksi / teguran adalah hal yg penting jika seseorang ingin mengalami kemajuan dalam hidupnya.  Seorang atlet yg ingin terus berprestasi, akan terus menerus ditegur / dikoreksi oleh pelatih / coach.
 
Sedangkan banyak orang yang mempunyai sikap yang salah dalam menghadapi koreksi / teguran. Ada yg tersinggung, ada yang tidak memperhatikan, ada yang bebal / keras kepala, tidak mau terima masukan dari orang, ada yang hanya mau terima suara Tuhan, dan sebagainya.
 
Mari kita belajar bagaimana bersikap menghadapi masukan/teguran/koreksi
 
Berikut ini adalah beberapa sikap yang salah dalam menerima teguran / kesalahan, antara lain:
1. mencari pembenaran / alasan dan mempertahankan pendapat pribadi, contoh: saya melakukan ini, karena begini begitu. Terkadang malah memberikan alasan yang sangat rohani.
Contoh: 
– Saul, mencari alasan dengan berkata bahwa posisinya terdesak. Jawab Saul: “Karena aku melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan aku dan engkau tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, padahal orang Filistin telah berkumpul di Mikhmas,maka pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban bakaran.” (1Sam 13:11-12)
– Saul bahkan suka membantah nabi Samuel yang menegur dia, dan memberikan alasan yang sangat rohani, yaitu untuk mempersembahkan korban. (1Sam 15:20-21)
 
2. mengelak dari tanggung jawab dan playing victim, menyalahkan orang lain karena memberikan tanggung jawab tertentu kepada dia, membuat orang lain merasa bersalah
Contoh: 
– Adam, mengelak dari tanggung jawab dan menyalahkan Tuhan dengan berkata: “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” (Kej 3:12)
– Saul berkata: “…engkau tidak datang pada waktu yang telah ditentukan” (1Sam 13:11)
– Saul juga berkata: “…rakyatlah yang mengambil jarahan kambing domba dan lembu-lembu terbaik..” (1Sam 15:20-21)
 
3. tersinggung karena dikoreksi / ditegur, apalagi ditegur di depan orang banyak. Ditegur secara pribadi maupun di depan orang banyak, harus tetap diterima dengan rendah hati sebagai bentuk teguran yang sama.
Contoh:
– Yohanes pembaptis menegur Herodes karena mengambil istri saudaranya, Herodes marah dan memasukkan Yohanes ke dalam penjara (Luk 3:19-20)
– Ahli taurat dan orang Farisi sering ditegor Yesus dan menyebabkan mereka dendam kepada Yesus dan berusaha untuk membunuh Yesus
 
4. mengganggap orang yang menegur sepertinya sedang mau menjatuhkan dan mencari-cari kesalahan. Ada yang berkata, “wah kok aku kena terus!”, seolah-olah dia sedang menjadi incaran. 
Contoh:
– Saul ini bebal dan selalu membantah, ngeyel, cari alasan, mengelak dari teguran nabi Samuel yang berkali-kali datang kepada dia. Akhirnya Tuhan tidak mengokohkan kerajaan Saul dan menyesal menjadikan Saul seorang raja (1Sam 13:13-14, 1Sam 15:11).
 
5. merasa gagal / putus asa, putus asa adalah bentuk kesombongan, dan tidak mau di koreksi. Kesalahan adalah hal yang wajar untuk dilakukan. Jadi setelah menerima teguran, harus berusaha lagi menjadi lebih baik
Contoh: 
– Yudas Iskariot, setelah dia menyadari bahwa apa yang dilakukan salah, dia mengambil jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya
– Ada orang yang ditegor dan langsung mengundurkan diri dari pekerjaan
 
6. menyembunyikan kesalahan, menghindari otoritas agar tidak di tegur, tidak mau menghadapi teguran. Jika orang yang sakit menyembunyikan penyakitnya, penyakitnya bisa tiba-tiba membunuh dia. Jika dia menceritakan semua gejala kepada dokter, dokter bisa memberikan resep obat yang menyembuhkan.
 
7. tidak menerima teguran dari yang lebih muda, lebih junior, yang levelnya lebih rendah atau derajatnya lebih rendah. Siapapun yg kasih koreksi / teguran / masukan, level apapun, bahkan yg lebih muda dan lebih junior, kita harus belajar untuk mempertimbangkan masukan mereka.
Contoh:
– Yesus ditolak di Nazaret, orang-orang di sana menolak ajaran Yesus, karena mengenal Yesus sebagai anak tukang kayu (Mat 13:54-56)
– Pemimpin-pemimpin Yahudi, tua-tua dan ahli-ahli Taurat menolak ajaran Petrus dan Yohanes, karena menganggap mereka adalah orang biasa yang tidak terpelajar (Kis 4:13)
– Naaman mau mendengar masukan seorang anak perempuan tawanan dan pegawai-pegawainya (2Ra 5:2-3,13), akhirnya Namaan sembuh dari penyakit kusta
 
 
Sikap yang harus dilakukan:
1. Rendah hati untuk menerima koreksi
Ambil sikap rendah hati untuk menerima koreksi atas kesalahan yang dilakukan. Jangan defensif atau mencari pembenaran atau mencari alasan atas kesalahan yang telah dilakukan. Lebih baik akui kesalahan yang dilakukan, minta maaf dan bertobat atas kesalahan yang dilakukan
Contoh:
– Daud, menerima dengan rendah hati teguran nabi natan (2Sam 12:13)
 
 
2. Minta petunjuk / arahan
Setelah mengakui kesalahan, hal yang selanjutnya adalah bagaimana mencari solusi atas masalah yang terjadi dan mencari jalan supaya kesalahan yang sama tidak terulang kembali. Bertanya kepada orang memberikan koreksi / teguran, apa yang sebaiknya diperbaiki, supaya aku menjadi pribadi yang lebih baik. Bertanya bagaimana solusi untuk memperbaiki hal-hal yang salah. Kita harus selalu meminta masukan dan meminta otoritas atau saudara seiman agar jangan sungkan untuk menegur. Kita harus selalu miliki hati yang siap untuk menerima masukan dan mau berkata kepada otoritas, agar jangan sungkan untuk menegur jika mengetahui ada yang salah, di level apapun posisi, jabatan kita saat ini. Karena kadang seseorang bisa tidak sadar akan kesalahan yang dilakukan. Bahkan seorang atlet yang sudah menjadi juara dunia tetap perlu masukan / teguran dari seorang coach / mentor.
 
Ayat-ayat:
Ams 15:31-32 Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak. Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi.
 
Selalu miliki hati yang siap untuk menerima masukan dan mau berkata kepada otoritas, agar jangan sungkan untuk menegur jika mengetahui ada yang salah.
 
Kesimpulan:
Marilah kita berkomitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Semua sikap yang salah di atas menunjukkan ketidakmauan untuk di tegur. Orang yang tidak mau ditegur, artinya dia adalah orang yang sombong dan tidak merasa bersalah.
 
Orang mau menegur kita, artinya orang tersebut masih sayang kepada kita. Orang yang menegur kita, masih berharap dan memberikan kesempatan agar kita menjadi pribadi yang lebih baik.
 
Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! (Wahyu 3:19)
 
Jadi singkirkan semua sikap-sikap dan pikiran yang negatif dalam menghadapi teguran dan koreksi.
Marilah kita kembangkan sikap yang benar dan rendah hati untuk menerima masukan / koreksi / teguran. Amin.
 
Tuhan Yesus memberkati
 
Senin.11.12.12023
Resume Doa Fajar TOC
 
Link Youtube : Click Here