031-5963367

“Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.” (Yohanes 13:23)

Bulan yang lalu kita sudah banyak belajar tentang identitas kita dalam dalam Kristus, yaitu kita diberikan hak-hak istimewa selama kita masih di dunia ini sampai kepada kekekalan kelak. Tentu kita sudah mengerti bahwa hak-hak istimewa yang kita miliki itu begitu “komplit”. Ketika kita benar-benar memahami hal ini, maka hidup kita akan maksimal mencapai apa yang Tuhan kehendaki. Kita tidak lagi menyerah dengan kedagingan dan diperbudak oleh keinginan daging yang membawa kepada maut.

Perlu kita mengerti bahwa Tuhan telah menjadikan kita sebagai ciptaan yang baru yang segambar dan serupa dengan Allah. jadi jelas disini, kita memiliki hak dan keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang-orang dunia. Hak dan keistimewaan ini bukan hanya hak untuk masuk dalam kerajaaan sorga saja, tetapi anak-anak Tuhan juga memiliki kuasa dan otoritas yang luar biasa, seperti yang sudah disinggung diatas “hak istimewa yang KOMPLIT”

Ketika kita benar-benar memahami kebenaran ini, maka pola pikir kita akan dibaharui (Roma 12:2) dan akhirnya kita juga dapat mengubah cara hidup kita. Kita tidak akan lagi mau diperbudak oleh keinginan daging, malah sebaliknya, kita akan hidup oleh Roh. Hidup sesuai dengan kehendak dan rencana Tuhan, hidup intim dengan Tuhan, serta perspektif (cara pandang kita) tentang Kasih Tuhan juga menjadi benar. Seperti Yohanes yang begitu dekat (intim) hubungannya dengan Yesus, dia benar-benar mengerti status/identitasnya di dalam Kristus. Kasih yang besar itulah yang memampukan Yohanes untuk dapat mengasihi Yesus (1 Yoh. 4:19). Jika Kasih Allah tidak ada dalam hidup kita, mustahil kita mengasihi Allah, diri kita sendiri, sesama manusia dan sekitar dengan benar.

Dengan intim denganNya, kita dapat merasakan kasihNya dan merefleksikan kasih itu. Salah satu bukti bahwa Yohanes mengerti kasih Yesus dalam hidupnya dan dia benar-benar mengasihi Tuhan Yesus, hal itu terlihat bahwa satu-satunya murid yang ada di bawah Salib Yesus adalah Yohanes. Dan Alkitab mencatat Yohanes dipakai Tuhan dengan dahsyat. Artinya: orang yang selalu mempraktekkan kasih Tuhan bukan saja intim dengan Tuhan, tetapi orang tersebut siap di pakai untuk pekerjaan Tuhan.
Orang yang mempraktekkan kasih Tuhan kepadanya, adalah orang yang mengalami pertumbuhan rohani, dan akan lebih cepat sampai ke tujuan. Orang yang percaya bahwa Tuhan mengasihi dia, selalu sadar akan kasih Tuhan kepadanya, dan bersandar pada kasih Yesus. Selanjutnya, jika kita selalu bersandar kepada kasih Tuhan, maka otomatis kita akan lebih peka secara rohani. contoh sederhana : ketika kita membaca Alkitab, ayat-ayat yang kita baca akan berbicara. Dari semua murid yang pergi mencari ikan, yang pertama kali mengenali Yesus adalah ‘murid yang dikasihi Yesus’. Dengan kata lain bersandar pada kasih Yesus, yaitu Yohanes.

Sebagai penutup, dalam Yoh. 21:19-20, Yesus berkata kepada Petrus, “Ikutlah Aku”. Tapi Yohanes ditemukan ‘sedang mengikuti Yesus’. Petrus perlu dipulihkan, Petrus perlu dibawa kembali, perlu diajak untuk mengikuti Yesus, tapi Yohanes dalam keadaan/posisi sudah mengikuti Yesus.
Petrus, gambaran dari orang yang memegahkan kasihnya kepada Tuhan, dedikasinya kepada Tuhan, perbuatannya untuk Tuhan, dalam posisi yang merasa tersisih, merasa bersalah, merasa tidak layak untuk dipakai Tuhan, tinggal selangkah untuk meninggalkan Yesus, tapi Yesus memulihkan posisinya, dengan berkata, “Ikutlah Aku.”
Sekalipun Yesus sudah memberikan posisi sebagai gembala kepada Simon Petrus, tapi Yesus masih perlu menegaskan kembali, mengajak Petrus untuk mengikuti Yesus, untuk memulihkan Simon Petrus.

Mari, dengan memahami identitas kita, bahwa kita orang-orang yang sangat dikasihi Tuhan. kita memiliki hak-hak istimewa. Yang kita harus lakukan adalah selalu bersyukur untuk hal itu, punya intimasi dengan Tuhan, memuji dan menyembahNya serta merefleksikan kasih itu dalam hidup kita sehari-hari. Percayalah, Tuhan selalu berserta kita. Amin.

TUHAN YESUS MEMBERKATI