031-5963367

Berkat dibalik mengampuni sesama – Sdri. Chintia

12 Dec 2023KHOTBAH DOA FAJAR

Biasanya kita sulit itu membayangkan manfaat pengampunan, ketika kita merasa sakit hati dan marah karena perbuatan orang lain terhadap kita. Kesediaan untuk mengampuni orang lain akan jadi lebih sulit kalo tidak ada permintaan maaf atau bahkan pengakuan bersalah dari pihak yang telah menyakiti kita.

Kesulitan dalam memaafkan seringkali disebabkan karena anggapan bahwa pengampunan itu merupakan hadiah buat orang yang telah menyakiti kita. Seringkali orang berpikir, bagaimana mungkin orang sudah bersalah kepada kita, lalu seenaknya mau diampuni!
Padahal sebenarnya mengampuni adalah hadiah untuk diri kita sendiri.

Ketika kita memilih untuk mengampuni, kita menuai manfaat yang tidak terbatas dari pengampunan. Maka ketika Petrus bertanya, “Tuhan sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” (Mat. 18:21), Yesus memberi jawaban lain. “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali”. (Mat. 18:22). Terus sebenarnya Yesus mau menyampaikan manfaat dan berkat yang tidak
terbatas bagi orang yang bersedia mengampuni sesamanya.

Apakah pengampunan itu? Pengampunan seperti apa yang dimaksudkan oleh Yesus kepada para pengikut-Nya?
*Pengampunan adalah tindakan atau pilihan untuk melepaskan pelaku dari
hukuman kita dan memercayakan semuanya kepada Tuhan*. Kbbi mendefinisikan pengampunan sebagai “pembatalan hutang”. Kita semua percaya, bahwa kita semua diampuni
atas pelanggaran kita melalui Kristus rela mati di kayu salib. Pekerjaan Yesus di kayu salib lah yang membatalkan hutang kita.

Pengampunan dari Yesus adalah tanpa syarat. Kita harus bisa memaafkan kesalahan orang lain terlepas dari apa pelaku meminta maaf atau mau bertanggung jawab. Dengan kata lain, kemampuan kita untuk memaafkan tidak bergantung pada tindakan orang lain.

“Bersikaplah baik satu sama lain, lembut hati, saling mengampuni sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu” (Ef. 4:32).

”Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian” (Kol. 3:13).

Jawaban Yesus kepada Petrus, menawarkan sebuah pilihan hidup. Memilih untuk mengampuni berarti kita memilih untuk menikmati manfaat pengampunan.

Pengampunan itu membawa ‘berkat’. “berbahagialah, mereka yang mendengar firman Tuhan dan menaatinya”(Luk.11:28).

Tidak memaafkan adalah beban yang berat juga. Hal tersebut tetap bersama kita dan melelahkan kita, memengaruhi banyak aspek kehidupan
kita. Ketidakmengertian arti pengampunan akan mengikis kesehatan kita dan menumbuhkan kepahitan dan kebencian. Beban tidak bisa mengampuni akan terus bertambah – menyakiti diri kita sendiri
lebih dari orang lain.

Maka sebenarnya pengampunan itu membebaskan kita dari ‘beban’ yang menggerogoti diri dan hidup kita.

Pengampunan meningkatkan kualitas kesehatan fisik, seperti menjaga detak jantung,
hipertensi, dan lain sebagainya. Pengampunan menciptakan rasa damai, tidak berprasangka buruk, sedia memberi senyum dan memberikan tempat di hati kita untuk orang lain.

(1 Pet. 3:9) menulis, “..janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat..”

Tuhan Yesus memberkati

Selasa.12.12.2023
Resume Doa Fajar TOC

Link Youtube : Click Here